DzikirDan Syukur - Teks Khutbah Jumat Singkat Bahasa Indonesia. Diposting oleh Tim Redaksi 1 July 2021 Sekitar 1 year yang Lalu Pada Kategori Khutbah Jumat Dilihat 4989 Kali. Keutamaan Hari Jumat - Teks Khutbah Jumat Bahasa Indonesia NU. Dilihat 22083 Kali. DZULQA'DAH BULAN MULIA BUKAN BULAN SIAL - Khutbah Jumat Singkat Bahasa
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ؛ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ فِي السِرِّ وَالعَلَانِيَةِ وَالغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَيَرَاهُ . Saudara-saudara sekalian, Dzikir mengingat Allah adalah amalan yang mudah. Karena dia merupakan amalan lisan. Sementara lisan tidak mengenal lelah. Sehingga setipa orang bisa dengan mudah melakukannya dimanapun dan kapanpun. Bersamaan dengan kemudahannya, amalan ini pun memiliki keutamaan yang istimewa. Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk banyak berdizikir mengingat Allah. Di antaranya termaktub dalam firman-firman Allah berikut ini اذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu.” [Quran Al-Baqarah 152]. وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ “Dan sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain.” [Quran Al-Ankabut 45]. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” [Quran Al-Ahzab 41] قَالَ رَبِّ ٱجْعَل لِّىٓ ءَايَةً قَالَ ءَايَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ ٱلنَّاسَ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٍ إِلَّا رَمْزًا وَٱذْكُر رَّبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِٱلْعَشِىِّ وَٱلْإِبْكَٰرِ “Dan sebutlah nama Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari”. [Quran Ali Imran 41] يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” [Quran Al-Munafikun 9]. وَٱذْكُر رَّبَّكَ فِى نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ ٱلْجَهْرِ مِنَ ٱلْقَوْلِ بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَٰفِلِينَ “Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” [Quran Al-A’raf 205] Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji orang-orang serta memasukkan mereka ke dalam golongan ulil albab. Yaitu orang-orang yang berakal dan sadar. Orang yang dipuji ini memiliki karakteristik khusus. Yaitu mereka adalah orang-orang yang berdzikir mengingat Allah. إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” [Quran Ali Imran 190]. Sedangkan dalil dari hadits عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ Dari Abu Musa radhiallahu anhu beliau berkata Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Permisalan orang yang berdzikir kepada Allah dan yang tidak berdzikir seperti orang yang hidup dan mati.” [HR. al-Bukhari]. Sabda beliau juga, لاَ يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ حَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ “Tidaklah duduk suatu kaum berdzikir kepada Allah, kecuali para malaikat mengelilinginya, rahmat menyelimutinya dan turun kepada mereka ketenangan, serta Allah memujinya di hadapan makhluk yang berada di sisinya.” [Riwayat Muslim dan Ahmad]. Dalam hadits yang lain, عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسِيرُ فِي طَرِيقِ مَكَّةَ فَمَرَّ عَلَى جَبَلٍ يُقَالُ لَهُ جُمْدَانُ فَقَالَ سِيرُوا هَذَا جُمْدَانُ سَبَقَ الْمُفَرِّدُونَ قَالُوا وَمَا الْمُفَرِّدُونَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الذَّاكِرُونَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتُ Dari Abu Hurairoh, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melewati satu jalan di Mekah. Lalu beliau melewati sebuah bukit yang disebut dengan Jumdan. Beliau bersabda, Teruslah berjalan. Ini adalah Jumdan. Al-Mufarridun telah mendahului’. Para sahabat bertanya, Siapakah al-Mufarridun wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, Laki-laki dan perempuan Yang banyak berdzikir’.” [HR. Muslim]. Dari Abdullah bin Busyr radhiyallahu anhu, ia berkata, جَاءَ أَعْرَابِيَّانِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ أَحَدُهُمَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ. وَقَالَ الآخَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَىَّ فَمُرْنِى بِأَمْرٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ. فَقَالَ لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْباً مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ “Ada dua orang Arab badui mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lantas salah satu dari mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, manusia bagaimanakah yang baik?” “Yang panjang umurnya dan baik amalannya,” jawab beliau. Salah satunya lagi bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam amat banyak. Perintahkanlah padaku suatu amalan yang bisa kubergantung padanya.” “Hendaklah lisanmu selalu basah untuk berdzikir pada Allah,” jawab beliau. [HR. Ahmad]. Dalam satu riwayat disebutkan, عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجَ مُعَاوِيَةُ عَلَى حَلْقَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَمَا كَانَ أَحَدٌ بِمَنْزِلَتِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقَلَّ عَنْهُ حَدِيثًا مِنِّي وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلَائِكَةَ Dari Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata, “Muawiyah keluar menemui satu halaqah kelompok orang yang duduk melingkar di dalam masjid. Lalu dia bertanya, “Apa yang menyebabkan kalian duduk-duduk?” Mereka menjawab, “Kami duduk berdzikir mengingat Allah.” Dia bertanya lagi, “Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kalian duduk kecuali hal itu?” Mereka menjawab, “Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu.” Dia berkata, “Sesungguhnya aku tidaklah meminta engkau bersumpah karena sangkaan bohong kepadamu. Tidaklah ada seorang pun yang memiliki kedudukan seperti aku di sisi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, namun memiliki hadits yang lebih sedikit dari dariku. Dan sesungguhnya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah keluar menemui satu halaqah dari sahabat beliau. Kemudian beliau bertanya, Apa yang menyebabkan kalian duduk?’.” Mereka menjawab, “Kami duduk berdzikir mengingat Allah.” Beliau bertanya lagi, “Demi Allah, tidak ada yang menyebabkan kalian duduk kecuali hanya itu?” Mereka menjawab, “Demi Allah, tidak ada yang menyebabkan kami duduk kecuali hanya itu?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku tidak meminta kalian bersumpah karena sangkaan bohong. Akan tetapi Jibril telah mendatangiku, lalu memberitahukan kepadaku, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala membanggakan kalian di hadapan para malaikat.” [HR Muslim]. Dalam hadits yang lainnya disebutkan, وَعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ قَالَ رَسُولُ الله – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمالِكُمْ ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ ، وَخَيرٍ لَكُمْ مِنْ إنْفَاقِ الذَّهَبِ والفِضَّةِ ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أعْنَاقَكُمْ ؟ قَالَوا بَلَى ، قَالَ ذِكْرُ الله تَعَالَى . رَوَاهُ التِّرمْذِي ، قَالَ الحَاكِمُ أَبُو عَبْدِ الله إِسْنَادُهُ صَحِيْحٌ Abu Darda’ radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Mauhkah kuberitahukan kepada kalian amal yang paling baik dan paling suci menurut Rabb kalian, dan yang paling tinggi derajatnya untuk kalian, juga lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh kalian lalu kalian menebas batang leher mereka dan mereka membalasnya?” Para sahabat berkata, “Tentu mau.” Beliau menjawab, “Dzikir mengingat Allah.” [HR. Tirmidzi]. Kata أُنَبِّئُكُمْ menunjukkan sesuatu yang akan dikabarkan adalah sesuatu yang penting. Dalam hadits yang lain, قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -{ مَا قَعَدَ قَوْمٌ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرُوا اَللَّهَ, وَلَمْ يُصَلُّوا عَلَى اَلنَّبِيِّ - صلى الله عليه وسلم -إِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ } أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَقَالَ “حَسَنٌ” . 2003 . Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sekelompok orang duduk-duduk dalam keadaan tidak mengingat Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi, kecuali mereka dapati hal itu sebagai penyesalan di hari kiamat.” [HR. at-Turmudzi]. Dan dzikir mengingat Allah ini tidak hanya merupakan wasiat Allah dan Rasul-Nya saja. tapi hal ini juga merupakan wasiat orang-orang shalih sebelum kita. Abu Said al-Khudri radhiallahu anhu berkata, عليك بتقوى الله فإنه رأس كل شيء . وعليك بالجهاد ، فإنه رهبانية الإسلام . وعليك بذكر الله وتلاوة القرآن ، فإنه روحك في أهل السماء ، وذكرك في أهل الأرض . وعليك بالصمت إلا في حق، فإنك تغلب الشيطان. “Wajib bagimu untuk bertakwa kepada Allah. Karena takwa merupakan inti dari segala sesuatu. Dan wajib pula bagimu untuk berjihad. Karena berjihad adalah kerahiban dalam Islam. wajib juga bagimu untuk membaca Alquran. Karena membaca Alquran adalah ruhmu di hadapan penduduk langit. Dan kemuliaanmu di tengah penduduk bumi. Dan hendaknya kau memperbanyak diam kecuali menyuarakan kebenaran. Jika demikian keadaanmu, maka engkau telah mengalahkan setan.” [Riwayat Ibnu Asakir]. Ka’ab al-Ahbar radhiallahu anhu berkata, قال كعب الاحبار نوروا قلوبكم بذكر الله واجعلوا من صلاتكم في بيوتكم ..فوالذي نفس كعب بيده إنهم لمعروفون عند أهل السماء أن فلان بن فلان ممن يعمر بيته بذكر الله “Sinarilah hati kalian dengan berdzikir mengingat Allah. Kerjakan sebagian shalat yaitu shalat sunat kalian di rumah kalian. Demi Dzat yang jiwa Ka’ab di tangan-Nya, sesungguhnya hal ini cara makhluk langit mengenal bahwa Fulan bin Fulan termasuk orang yang memakmurkan rumahnya dengan dzikir mengingat Allah.” Kaum muslimin, Rasa-rasanya dalil-dalil dari Alquran dan hadits serta ucapan para salaf ini cukup menjelaskan keutaamaan berdzikir. Cukup menjadi penyemangat kita agar tidak menyia-nyiakan amalan dzikir. Walaupun penulis tidak menambahkan penjelasan dari ucapan penulis. Bahkan bisa jadi ucapan penulis malah mengurangi keutamaan dari dalil-dalil di atas. Semoga Allah Ta’ala memberi kita taufik termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah dalam segala keadaan. Khususnya di bulan Ramadhan ini. وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Diambil dari ceramah Syaikh Said al-Kamali dengan penyesuaian dari tim tim Artikel
Keutamaandzikir mengingat Allah yang dimuat di dalam materi ceramah singkat di dalam artikel JatimNetwork.com. Khutbah Jumat Menyambut Bulan Suro atau Muharram 2022 Singkat dan Padat: Maksimalkan Waktu Manifestasi Syukur Kamis, 28 Juli 2022 | 16:23 WIB. Naskah khutbah Jumat berikut ini mengingatkan manusia tentang sejumlah keutamaan yang secara jelas disebutkan dalam sabda Rasulullah, di antaranya perihal menutup aib saudara, gemar membantu orang lain, dan lainnya. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat Keutamaan yang Semestinya Kita Lakukan". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَكْمَلَ لَنَا الدِّيْنَ وَأَتَمَّ عَلَيْنَا النِّعْمَةَ، وَجَعَلَ أُمَّتَنَا وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ خَيْرَ أُمَّةٍ، وَبَعَثَ فِيْنَا رَسُوْلًا مِّنَّا يَتْلُوْ عَلَيْنَا اٰيَاتِهِ وَيُزَكِّيْنَا وَيُعَلِّمُنَا الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ، أَحْمَدُهُ عَلَى نِعَمِهِ الْجَمَّةِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْــــكَ لَهُ شَهَادَةً تَكُوْنُ لـِمَنِ اعْتَصَمَ بِـهَا خَيْرَ عِصْمَةٍ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَرْسَلَهُ لِلْعَالـَمِيْنَ رَحْمَةً، وَفَرَضَ عَلَيْهِ بَيَانَ مَا أَنْزَلَ إِلَيْنَا فَأَوْضَحَ لَنَا كُلَّ الْأُمُوْرِ الـْمُهِمَّةِ، فَأَدَّى الْأَمَانَةَ وَنَصَحَ الْأُمَّةَ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُوْلِي الْفَضْلِ وَالْهِمَّةِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْـمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَظِيْمِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ التوبة ١١٩ Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan. Hadirin jamaah shalat Jumat yang berbahagia, Dalam kesempatan yang mulia ini, khatib akan sedikit mengulas tentang makna penggalan hadits ... وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْـمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ رواه مسلم Maknanya “... Barang siapa menutupi aib seorang Muslim, maka Allah tutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah akan memberikan pertolongan kepada hamba selama hamba tersebut memberikan pertolongan kepada saudaranya. Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di sebuah masjid untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajari kandungannya kecuali turun kepada mereka ketenangan, diselimuti rahmat, dikelilingi para malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah di kalangan para malaikat yang mulia, dan barang siapa lambat amalnya tidak akan dipercepat oleh nasabnya”HR Muslim. Hadirin rahimakumullah, Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam “Barang siapa menutupi aib seorang Muslim, maka Allah tutupi aibnya di dunia dan di akhirat.” Mengenai hal ini, seorang ulama salaf berkata “Aku mendapati sekelompok orang yang tidak memiliki aib, lalu mereka membicarakan aib orang lain, maka orang-orang pun membicarakan aib mereka. Dan aku mendapati sekelompok orang yang memilki aib lalu mereka tidak pernah membicarakan aib orang lain, maka kami pun melupakan aib-aib mereka.” Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda مَنْ سَتَرَ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْـمُسْلِمِ سَتَرَ اللهُ عَوْرَتَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ كَشَفَ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْمـُسْلِمِ كَشَفَ اللهُ عَوْرَتَهُ حَتَّى يَفْضَحَهُ بِهَا فِي بَيْتِهِ رواه ابن ماجه Maknanya “Barang siapa menutupi aib saudara Muslimnya, maka Allah tutup aibnya di hari kiamat, dan barang siapa membuka aib saudara Muslimnya maka Allah akan membuka aibnya, hingga Allah membuka kedok aibnya tersebut di rumahnya sendiri” HR Ibnu Majah Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Hendaklah diketahui bahwa manusia terbagi menjadi dua. Pertama, orang yang tertutupi keadaannya kemudian jatuh dalam perbuatan maksiat. Orang yang seperti ini tidak boleh disebarkan dan dibuka aib perbuatan maksiatnya. Karena ini adalah ghibah yang diharamkan. Allah ta’ala berfirman اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ النور ١٩ Maknanya “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu berita bohong tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat” QS an-Nur 19. Kedua, orang yang melakukan perbuatan maksiat dan dosa besar secara terang-terangan tanpa ada malu sedikit pun. Orang yang seperti ini tidak haram dibicarakan kefasikannya. Akan tetapi apabila membicarakan kefasikannya itu hingga menjadi sebuah kebiasaan yang terus menerus dilakukan atau semata bertujuan untuk memuaskan nafsu belaka, maka tidak boleh. Perbuatan fasik orang tersebut dibicarakan tujuannya adalah untuk menjerakannya, agar ditegakkan hukuman terhadapnya dan supaya orang-orang semisalnya juga menjadi jera dan berhenti dari perbuatan dosanya. Adapun orang yang melakukan perbuatan maksiat yang mewajibkan hadd hukuman yang ditegaskan dalam Al-Qur’an atau hadits kemudian bertaubat sebelum diketahui maksiatnya, maka lebih baik baginya menutupi aibnya dan tidak melaporkannya kepada penguasa untuk mendapatkan hukuman. Karena memang ia telah betul-betul bertaubat dari dosanya. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengenai sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam “Allah akan memberikan pertolongan kepada hamba selama hamba itu memberikan pertolongan kepada saudaranya,” Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadits lain أَفْضَلُ اْلأَعْمَالِ إِدْخَالُ السُّرُوْرِ عَلَى الْمُؤْمِنِ، كَسَوْتَ عَوْرَتَهُ أَوْ أَشْبَعْتَ جَوْعَتَهُ أَوْ قَضَيْتَ حَاجَتَهُ رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ Maknanya “Termasuk amal yang paling utama adalah menebar kegembiraan terhadap seorang mukmin, engkau tutupi auratnya, engkau kenyangkan kelaparannya dan engkau penuhi kebutuhannya” HR ath-Thabarani. Diceritakan bahwa Khalifah Umar bin Khatthab radhiyallahu anhu sering membantu para janda tua dan menyediakan air buat mereka di malam hari. Suatu ketika, sahabat Thalhah melihat Umar di tengah malam masuk ke rumah seorang perempuan. Lalu siang harinya Thalhah menemui perempuan tersebut. Ternyata ia adalah seorang wanita tua renta yang buta dan lumpuh. Thalhah pun bertanya kepada perempuan tersebut “Apa sebenarnya yang dilakukan oleh laki-laki ini di rumahmu?” Wanita tua itu menjawab “Orang ini sudah sejak lama selalu datang dan merawatku, membawakan kebutuhan-kebutuhanku dan mengeluarkan kotoran dari rumahku.” Mendengar itu, Thalhah pun berkata kepada dirinya sendiri “Cukup wahai Thalhah, apakah engkau ingin mencari-cari aib Umar?” Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam “Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” Yang dimaksud “menempuh jalan” dalam hadits ini bisa berarti menempuh jalan dalam arti yang sebenarnya, yaitu berjalan kaki, mengendarai motor atau semacamnya dengan tujuan mencari ilmu. Bisa juga berarti menempuh jalan dalam arti maknawi, yaitu menghafal ilmu, mempelajarinya, mengulang-ulangnya, mencatatnya dan semacamnya. “Allah mudahkan baginya jalan menuju surga” bisa jadi maksudnya Allah mudahkan baginya jalan mencari ilmu agama, karena ilmu agama adalah jalan yang mengantarkannya menuju surga. Bisa juga maksudnya Allah mudahkan baginya jalan memperoleh hidayah yang dengannya ia menempuh jalan menuju surga. Itu artinya upaya yang ia kerahkan dalam menuntut ilmu menjadi sebab ia mendapatkan hidayah dan menjadi sebab ia masuk surga. Jadi orang yang menempuh jalan ilmu dan tidak menyeleweng darinya akan sampai ke surga, melalui jalan yang paling dekat dan paling mudah ditempuh. Karena memang tidak ada jalan untuk mengenal Allah dan memperoleh ridla-Nya kecuali dengan ilmu yang bermanfaat, yang dibawa oleh para rasul dan dimuat dalam kitab-kitab suci. Hadirin yang berbahagia, Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam “Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di salah satu masjid untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajari kandungannya kecuali turun kepada mereka ketenangan, diselimuti rahmat, dikelilingi para malaikat, dan disebut-sebut oleh Allah di kalangan para malaikat yang mulia.” Sabda beliau ini menunjukkan kesunnahan duduk-duduk di masjid untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya. Dalam Shahih al-Bukhari, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ القُرْآنَ وَعَلَّمّهُ رواه البخاري Maknanya “Orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” HR al-Bukhari. Dalam hadits yang lain, Baginda Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda مَا مِنْ قَوْمٍ صَلُّوْا صَلَاةَ الغَدَاةِ ثُمَّ قَعَدُوْا في مُصَلَّاهُمْ يَتَعَاطَوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ إِلَّا وَكَّلَ اللهُ بِهِمْ مَلَائِكَةً يَسْتَغْفِرُوْنَ لَهُمْ حَتَّى يَخُوْضُوْا فِي حَدِيْثٍ غَيْرِهِ Maknanya “Tidaklah suatu kaum melakukan shalat Shubuh kemudian duduk-duduk di tempat shalat sambil membaca Al-Qur’an dan mengkajinya kecuali Allah tugaskan para malaikat memohonkan ampun untuk mereka, hingga mereka berbicara tentang masalah lain” Diriwayatkan oleh Ibnu Rajab dalam Jami’ al-Ulum wa al-Hikam. Diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menghampiri sekumpulan sahabatnya dan bertanya “Apa yang membuat kalian duduk-duduk?” Mereka menjawab “Kami duduk-duduk untuk menyebut asma’ Allah, memuji-Nya atas petunjuk yang diberikan-Nya kepada kami untuk memeluk agama Islam.” Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bertanya “Demi Allah, kalian tidak duduk-duduk kecuali karena itu?” Mereka menjawab “Demi Allah, kami tidak duduk-duduk kecuali karena itu.” Lalu Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda “Sungguh aku tidak meminta kalian bersumpah karena mencurigai kalian, akan tetapi Jibril datang kepadaku dan memberitahukan bahwa Allah membanggakan kalian di kalangan para malaikat yang mulia” HR Muslim. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah II اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. Ustadz Nur Rohmad, Katib Syuriyah MWCNU Dawarblandong, Mojokerto dan Pengasuh Majelis Ta’lim Nurul Falah, Mojokerto Baca juga naskah khutbah lainnya Khutbah Jumat Cara Kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah Khutbah Jumat Akhlak Kepada Tetangga Khutbah Jumat Harta Terpuji dan Harta Tercela DaftarIsi [ Sebunyikan] 1 Keutamaan Dzikir : Dalil-dalilnya Dan Perintahnya Dalam Al-quran. 1.1 Mukodimah. 1.2 Dalil Perintah Dzikir Dalam Al-quuran QS. Al Ahzab : 41- 43. 1.3 Berdzikir Dijanjikan Pahala Ampunan. 1.4 Rendah Hati Dalam Berdzikir. 1.5 Berdzikir, Bersyukur Tidak Boleh Kufur. 1.6 Brddzikir Dalam Berbagai Kondisi. KhutbahJumat (Keutamaan Berdzikir) KEUTAMAAN BERDZIKIR. Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada