Setelahkita membahas kedua pendekatan ini, berikut adalah tabel yang merangkum perbandingan di antara keduanya: Tabel 3: Perbandingan antara pendekatan top-up dan bottom-down. Meski manajer investasi cenderung mengedepankan satu pendekatan, namun pada praktiknya mereka biasanya menggabungkan keduanya.
Komisaris Utama GOTO, Garibaldi Thohir. Foto Ist JAKARTA, - Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk GOTO berhasil menjadi top value dan top volume pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia BEI, Senin 23/5/2022. Tak hanya itu, investor asing mencatatkan transaksi beli bersih net buy GOTO sebesar Rp 8,89 miliar. Berdasarkan data BEI, GOTO ditransaksikan sebesar Rp 1,5 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 4,9 miliar saham. Hal ini menjadikan GOTO sebagai top value dan top volume pada perdagangan hari ini. Saat ini, kapitalisasi pasar market cap GOTO masih bertengger di urutan kelima dengan nilai Rp 350,57 triliun atau tepat berada di bawah PT Bank Mandiri Tbk BMRI di posisi empat dengan market cap Rp 367,49 triliun. Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk BBCA masih menempati urutan teratas dengan market cap Rp 909,15 triliun. Meski ditutup turun sebesar 2,63% menjadi Rp 296 pada hari ini, GOTO masih memberikan cuan atau gain sebesar 9,62% selama bulan Mei berjalan ini, dimana harga GOTO pada awal Mei 2022 sebesar Rp 270. Pencapaian itu lebih baik dibandingkan saham PT Tbk BUKA yang mengalami auto reject bawah ARB hari ini ke level Rp 294. Sedangkan sepanjang Mei berjalan ini, saham BUKA hanya naik 4,2% dari Rp 282 menjadi Rp 294. Begitu juga dengan kinerja saham PT WIR Asia Tbk WIRG yang justru mencatatkan penurunan sepanjang Mei 2022 dari Rp menjadi Rp 925. Hari ini, saham WIRG melonjak Rp 155 20,13% menjadi Rp 925. Dari sisi indeks sektor teknologi, GOTO menunjukkan performa yang sangat baik. Berdasarkan data BEI, indeks saham sektor teknologi justru mengalami penurunan dari level pada akhir April 2022 menjadi pada penutupan hari ini. Artinya, sepanjang Mei, saham sektor teknologi masih melemah 11,18%. Bahkan kenaikan harga saham GOTO jauh melampaui kinerja indeks harga saham gabungan IHSG Bursa Efek Indonesia BEI sepanjang Mei 2022. IHSG sepanjang Mei ini malah turun dari level ke level Editor Parluhutan parluhutan Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS
1 Investasi Jangka Panjang Dalam Bentuk Saham Saham adalah sebuah surat berharga yang menunjukkan bahwa seseorang ikut memiliki sebuah perseron terbatas. Kepemilikan saham menyebabkan timbulnya hak-hak tertentu kepada pemegang saham. Saham harus dikeluarkan atas harga nominalnya yangberlaku di Indonesia dan berbeda dengan saham yang ada diluarDalam dunia pasar modal – khususnya investasi di saham – dikenal istilah core stocks dan value stocks. Secara sederhana, core stocks, adalah saham-saham yang… sering dikategorikan sebagai saham blue-chip. Sedangkan value stocks, dapat dikatakan sebagai saham-saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsic atau value-nya. Nah, sebagai seorang investor, saham-saham jenis apa saja yang sebaiknya dikoleksi?Perbedaan Core Stocks dan Value StocksSeperti sudah dijelaskan sebelumnya, Core Stocks tidak sama dengan Value STOCKSPertama, kita bahas terlebih dahulu mengenai Core Stocks. Jika Penulis dapat menuliskan beberapa ciri-ciri dari Core Stocks, maka akan seperti iniCore Stocks Biasa Dikenal sebagai Saham Blue-ChipKita sering mendengar istilah saham blue-chip. Tetapi, sebenarnya apa itu saham blue-chip?Tidak ada pengertian secara ilmiah ataupun pengertian secara spesific tentang apa itu saham blue-chip maupun karakteristik dari saham blue-chip, namun biasanya dikategorikan sebagai saham dengan Kapitalisasi Pasar > Rp 40 umum, core stocks maupun saham blue chip dianggap sebagai saham dari perusahaan-perusahaan besar maupun konglomerasi di suatu negara dengan background profitabilitas yang cenderung bertumbuh stabil, dan tidak Stocks Biasanya Jarang Dihargai MurahCore stocks biasanya diperdagangkan di atas nilai normal perusahaan. Sebut saja beberapa nama perusahaan blue-chip yang sahamnya telah tercatat di Indonesia sepertiPT Unilever Tbk UNVR, saat artikel ini ditulis, UNVR diperdagangkan di harga Rp per saham, 46,18x P/E dan juga pada 67,29x Bank Mandiri Tbk BMRI, saat artikel ini ditulis diperdangkan pada harga Rp per lembar saham, P/E 11,55x dan juga pada 1,65x Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM, saat artikel ini ditulis diperdagangkan pada harga Rp per lembar saham, P/E 18,62x dan juga pada 3,81x blue-chip tersebut dapat dikategorikan memiliki kondisi keuangan perusahaan yang sehat pula. Dari sisi utang, cash flow setelah operasi, maupun profitabilitas, dapat dikatakan bahwa perusahaan-perusahaan blue chip dapat diacungi kestabilan dan positifnya laporan keuangan yang dapat diprediksi oleh para analis, biasanya core stocks cenderung bergerak dengan tidak fluktuatif dan cenderung lebih stabil pula. Di saat yang sama, perusahaan-perusahaan sejenis seperti ini biasanya sudah matang, memiliki fondasi perusahaan yang sangat kuat, dan juga solid dalam segi menggapai profit dalam operasional Core Stocks Untuk Jangka PanjangCore stocks biasanya digunakan sebagai pegangan portfolio dengan tujuan jangka panjang seperti untuk warisan, dana pensiun, dana pendidikan anak, dan karena karakteristiknya yang stabil dan cenderung memiliki fondasi yang kuat itulah yang menjadi alasan core stocks lebih baik digunakan sebagai pegangan jangka STOCKSBaik, kita sudah cukup melakukan pembahasan mengenai apa itu core stocks. Lalu selanjutnya, Selanjutnya, kita akan bahas mengenai Value Stocks. Apa yang dimaksud dengan value stocks?Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, value stocks adalah saham yang diperdagangkan di bursa tetapi harganya masih berada di bawah nilai dengan core stocks, value stocks tidak selalu merupakan perusahaan yang memiliki fondasi bisnis yang bagus, tetapi bisa juga dikarenakan memiliki prospek yang baik di masa contoh gambaran tentang value stocks, saham-saham yang tergabung ke dalam sini dapat memiliki perbandingan rasio seperti P/E dan PBV yang – cenderung lebih murah – dibandingkan dengan saham-saham core satu value investor ternama di Indonesia – Pak Lo Kheng Hong – Warren Buffet-nya Indonesia, bahkan memberi tips untuk membeli saham-saham value stocks dengan ratio P/E di bawah 5x, dan rasio PBV di bawah value stocks, investor membeli saham yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya dan menjual saham tersebut ketika harga saham tersebut telah mencapai nilai intrinsiknya ataupun lebih. Tergantung cara scaling out tiap-tiap Core Stocks dan Value Stocks Sebaiknya Digabung Ke Dalam Satu Portfolio?Banyak pertanyaan yang muncul ke Penulis terkait menggabungkan core stocks dan value stocks – belum lagi ditambah jika sang investor tersebut memiliki akun khusus untuk tidak ada rumus terbaik dalam menentukan bagaimana komposisi portfolio terbaik seorang investor. Tetapi, menurut penulis, sebaiknya dalam memanage portfolio seorang investor, harus didasarkan pada tujuan-tujuan dari investor itu sendiri. Itulah kenapa, Penulis lebih menyarankan untuk memisahkan antara core stocks dan value stocks ke dalam portfolio yang demikian? Karena, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, core stocks dan value stocks memiliki karakteristik dan akan menghasilkan hasil yang berbeda pula. Core stocks untuk jangka panjang dan cenderung lebih stabil, sementara value stocks lebih untuk saham-saham yang berada di bawah intrinsic valuenya, dan akan dijual ketika sudah mencapai intrinsic valuenya. Jika kedua jenis saham ini dimasukkan ke dalam satu portfolio yang sama, maka dapat menghasilkan bias dalam keputusan investasi seorang Alokasi Dana Untuk Berinvestasi di Core Stocks maupun Value Stocks?Banyak sekali cara-cara maupun metode mengalokasikan dana yang kita punya ke dalam portfolio investasi kita. Termasuk dalam berinvestasi saham di core stocks maupun value pemula, Penulis menyarankan untuk berinvestasi di core stocks terlebih dahulu untuk membiasakan diri dengan fluktuasi yang terjadi di pasar. Metode yang dapat digunakan untuk berinvestasi di core stocks pun ada beragam. Salah satu yang dapat penulis sarankan adalah sebuah metode yang disebut dollar cost averaging DCA.Secara singkat, metode DCA adalah sebuah metode berinvestasi di mana seorang investor menginvestasikan dananya secara rutin setiap periode. Contohnya, Anda memiliki dana untuk diinvestasikan setiap bulannya sebesar Rp 5 juta. Nah, Rp 5 juta tadi diinvestasikan setiap awal bulan – misalnya – ke saham-saham yang termasuk ke dalam value stocks. Setiap bulan. sudah menyebutkan beberapa contoh value stocks di penjelasan di atas. Tetapi, untuk memudahkan, Anda bisa memulai dari melihat sekeliling Anda, produk dari perusahaan apa yang sering kita gunakan dalam kegiatan sehari-hari? Carilah perusahaan-perusahaan yang bahkan Anda sendiri tidak asing lagi mendengar perusahaan tersebut. Contohnya seperti PT Unilever Indonesia UNVR, PT Telekomunikasi Indonesia TLKM, PT Indofood Sukses Makmur INDF, PT Bank Central Asia BBCA, PT Bank Mandiri BMRI, dan masih banyak lagi perusahaan-perusahaan sekaliber perusahaan-perusahaan tadi di dengan bertambahnya jam terbang dan skill seorang investor, barulah bisa masuk ke value stocks dengan tujuan untuk percepatan pertumbuhan nilai aset. Dengan membeli saham-saham yang undervalue, hal ini dapat mempercepat pertumbuhan nilai aset sudah membuktikan beberapa orang terkaya di dunia berinvestasi saham menggunakan metode ini. Atau istilah yang lebih dikenal masyarakat adalah dengan metode value investing. Orang terkaya ke-3 di dunia sekarang, Warren Buffett, berinvestasi menggunakan metode value investing dengan membeli saham-saham value stocks ke dalam dibutuhkan skill dan jam terbang yang tinggi untuk menerapkan metode ini. Tetapi sejarah telah membuktikan bahwa metode ini terbukti dapat dikatakan menjadi salah satu metode terefektif dalam berinvestasi di saham sekarang bukan lagi hal yang sulit seperti zaman dulu. Semua bisa dilakukan melalui smartphone kita. Hanya saja, berinvestasi saham kerap dilakukan tanpa knowledge yang cukup oleh para investor. Sehingga, bukannya malah menghasilkan keuntungan bagi para investor, tetapi kerap malah satu knowledge yang sebaiknya diketahui oleh para investor adalah terkait apakah sebaiknya berinvestasi di core stocks atau value stocks. Core stocks adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik – tetapi diperdagangkan di harga premium dan jarang sekali di harga murah. Sedangkan value stocks adalah saham perusahaan-perusahaan yang diperdagangkan di bawah nilai tidak ada rumusan yang menyatakan mana yang lebih baik. Tetapi, seperti yang telah dijelaskan di atas, sebaiknya untuk investor pemula menggunakan metode DCA di core stocks. Seiring dengan bertambahnya jam terbang dan skill seorang investor, barulah mulai masuk ke dalam berinvestasi ke value stocks dengan menggunakan metode value ini telah diterbitkan di
Postkali ini kami tulis berdasarkan pengalaman dan best advice terhadap para investor maupun trader yang sedang mengalami nyangkut saham. Mari kita samakan persepsi terlebih dahulu sebelum membahas solusi, apakah nyangkut saham itu ? nyangkut saham adalah keadaan dimana saham yang kita beli mengalami penurunan yang sangat dalam. bagi investor